The Power of “Membaca”

Ketika wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw itu adalah perintah “membaca” maka tentu ada alasan besar mengapa membaca menjadi satu kata kerja yang memiliki dampak besar kepada peradaban.

Masih hangat bagi kita peringatan momentum sejarah yang penting dari sekian banyak tonggak peristiwa yang terkait dengan pergerakan kemerdekaan maka kita dapati akar pematiknya adalah aktivitas: MEMBACA.

Kemampuan membaca secara literal mendorong para pemuda tokoh pergerakan yang ada melakukan edukasi, agitasi dan propaganda melalui kegiatan MENULIS.
Kombinasi MEMBACA+MENULIS sebagai bagian dari pendidikan (tarbiyah) atau edukasi nyatanya kemudian menghantarkan tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Agus Salim, M. Yamin, Ki Hajar Dewantoro, Dowes Dekker, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Ashari dan masih banyak lagi… menjadi tokoh pergerakan yang kemudian memberikan warna dan arah sejarah negeri. Karir perjuangan mereka diawali dari kebiasaan membaca dan menulis.

Maka, kita makin sadar bahwa Membaca+Menulis adalah sumbu penopang generasi peradaban.

Lalu sudahkah anda MEMBACA (IQRA) dan MENULIS hari ini?

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.