Reuni: Penting atau Tidak Penting?!

Di tengah ramainya diskusi soal rencana reuni group alumni SMA, saya tercenung dan lalu termenung.

Mencoba menghitung-hitung, sebenarnya penting nggak sih reuni seperti ini? se-worthed ini kah? Emang bowleh sepenting itu?

In the same time, kebetulan memang sekolah SMA kami yang cukup terkenal di Yogya itu (dan menghasilkan beberapa alumni beken, ups!) memasuki usia ke-50 tahun. Ulang tahun emas! Perjalanan jauh ini bagi banyak orang menjadi momentum untuk kembali mengukuhkan eksistensinya.

Tiba-tiba ide-ide di kepala membuncah keluar, melompat-lompat sembari tiba-tiba romantisme masa lalu, harapan masa depan, dan tentu tentang sebuah asa untuk terus bergerak-berdampak memantik semangat menggebu untuk bisa mengumpulkan kembali teman-teman seangkatan, seperjuangan yang telah lama berpencar dan berserak di seluruh penjuru. 

Penting!

Kenapa?

1. Tidak Menjadi Kacang Lupa dengan Kulitnya

Saya meyakini bahwa pendidikan itu sebuah jembatan untuk membuka “possibility” untuk bisa jadi apa saja. Pendidikan sendiri hak sekaligus tanggung jawab (kewajiban) bagi kita semua.

Meski kita paham pendidikan bukan berarti harus menempuh sekolah di lembaga formal. Tetapi itulah takdir kita yang dapat menempuh pendidikan di sebuah sekolah yang mempertemukan kita semua dan tentu turut membentuk kita hingga sampai seperti ini. 

Seperti apa kita saat ini, tentu juga ada peran besar dan tidak kecil dari guru-guru kita, sekolah kita, teman-teman dan sahabat kita. Berkumpulnya kembali dalam momen reuni setidaknya menyadarkan dan sekaligus membangkitkan pengakuan bahwa kita mesti kembali dan ingat atas jasa-jasa orang-orang yang pernah singgah dalam salah satu etape hidup kita. Kita jadi sadar siapa sejatinya kita ini…

2. Hidup adalah Proses dan Perjalanan

Mengenang masa lalu, berarti mengukur seberapa jauh kita telah beranjak pergi meninggalkan peristiwa2 lampau terkait diri. Ada hitam, kelabu, putih dan merah. Apa pun warna-warninya akan menjadi penanda, bagaimana kita telah melangkah dan berproses. 

Kita tidak punya mesin waktu untuk memperbaiki diri kita yang konyol, belagu/kemaki, keminter atau songong, atau yang cupu dan bahkan lugu malu-malu. Kalau kita ternyata belum lagi sebaik yang diharapkan, mungkin kita bisa menghisab diri, mengkomparasi diri pada kita yang dulu dan yang sekarang. 

Hampir tidak ada yang sekonyong-konyong dan tiba-tiba jadi serta merta. Semua punya tahapan, seperti saat kita menampaki jenjang pendidikan dan hidup ini. Maka jadi apa pun kita saat ini, tentu karena apa yang kita lakukan di masa lalu. Dan seperti apa kita di masa depan nanti, tentu akan bergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang.

Tidak ada vonis mutlak tentang predikat diri, karena hidup kita terus beranjak hingga di ujung waktunya nanti. Dengan bertemu kawan dan sahabat lama, setidaknya akan ada energi baru untuk kita melangkah dan menapaki jenjang kehidupan selanjutnya.

3. Memperbaiki “Masa Lalu”

Dalam interaksi kita, bisa jadi ada terselip dendam, luka, sakit hati, prasangka atau hal-hal yang kurang berkenan. Bertemunya kita kembali semoga dapat mencairkan rasa, melunakkan hati, dan memperbaiki hubungan yang pernah ada. Saling memaafkan, saling membuka diri, dan kemudian saling menyokong akan menghadirkan ketenangan tersendiri. 

Satu musuh itu sudah banyak 1000 teman tak pernah cukup. Dengan kembali berjumpa, berkumpul, dan saling menemukan diri, semoga hati-hati yang pernah ada luka atau cerita yang belum tuntas menjadi pungkas. 

4. Membuka Pintu Rezeki, Peluang Kontribusi dan Kolaborasi

Bertemu banyak teman membuka pintu rezeki? yes banget. Bukankah rezeki tidak hanya dalam bentuk harta, uang, dan materi? Persahabatan, pertemanan, dan kemurahan hati yang menimbulkan rasa tenang, suka cita dan kebahagiaan, adalah juga sebuah rezeki? 

Lebih lanjut dari pertemuan dan pertemanan ini mudah-mudahan mampu membuka ruang kontribusi bersama serta kolaborasi dalam amal-amal dan kegiatan yang bisa terus memberi dampak kebaikan tidak hanya seputar masalah finansial tetapi juga hal-hal lainnya.

Nggak Penting!

Kenapa?

1. Hura-hura tanpa Esensi

Yang dikhawatirkan dari sebuah acara reuni adalah sekedar “bercyandhyiaa bercyandhiyaa” tanpa esensi. Mungkin nggak salah sekedar melepas kepenatan dan rutinitas dengan kemudian melakukan pertemuan dengan teman-teman se-gank SMU atau sahabat-sahabat lama untuk bersenang-senang. Namun kemudian hanya larut dalam euforia/kegembiraan sesaat dan tidak memberikan dampak apa-apa, rasa-rasanya sangat disayangkan ya…

2. Membangun Tembok Ke-Aku-an

Yang paling nggak enak adalah “suwe ora jamu, jamu godong telo. Suwe ora ketemu, ketemu pisan gawe gelo!”  Ketemu kawan lama hanya untuk gaya-gayaan. Menunjukkan eksistensi diri tanpa esensi, hanya untuk membangun tembok ego yang justru membangun jarak. 

Pertemuan alumni jangan sampai jadi ajang pamer dan ke-aku-an. Justru harusnya ajang alumni makin bikin guyup, rendah hati, dan sadar diri tentang siapa kita. Tidak tinggi hati tetapi harus jujur dan mau turun menyadarkan bahwa kita bukan siapa-siapa tanpa ibu-bapak guru dan juga teman-teman kita.

3. Nggak Bisa “Move On”

Reuni, tentu akan membawa kita larut dengan kisah-kisah romantika masa lalu. Jangan sampai kita jadi gagal “move on.” Hanya jadi orang-orang yang silau dengan pantulan masa lalunya saja, tanpa mau bersedia mengambil hikmah dan pelajaran. 

Larut dalam prilaku dan tindakan yang mengurung kita hanya pada kesalahan-kesalahan dan kegagalan sehingga terkungkung dengan pesimistis dan rasa bersalah, ataupun sebaliknya terbuai dengan kejayaan dan keberhasilan masa lalu hingga kemudian terjebak pada bangga diri yang semu.

4. Just “Nice to Have

Jangan sampai reuni cuma karena ikut-ikutan dan terlihat pantas dan perlu dilakukan sementara kita tidak memiliki objektif dan alasan kuat mengapa harus capek-capek meluangkan waktu, tenaga, pikiran hingga uang namun tak memberikan dampak dan manfaat apa pun.  

Jadi, kamu group “REUNI PENTING” atau “REUNI NGGAK PENTING?”

Tetap semangaaat!!

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.