10 Alasan “Bike to Work”

Alasan Bisa Istiqomah B2W di Jakarta

Ada banyak alasan kenapa penggiat bike to work tetap bisa konsisten menjalani rutinitas pergi dan kembali dari dan ke kantor.

Berikut ini saya coba list down alasan kenapa saya dari dulu masih bisa setia melakoni pilihan untuk bike to work.

Sepeda Sebagai Urban Solution

Solusi Kemacetan

Macet adalah masalah klasik dari sebuah kota besar yang telah lama menjadi pusat perniagaan, bisnis, pendidikan, apalagi juga sebagai pusat pemerintahan. Jakarta yang telah menjadi sebuah kota metropolitan besar dengan populasi jumlah penduduk yang juga sangat besar telah lama menghadapi masalah transportasi. Kemacetan sudah menjadi keseharian terutama pada jam-jam puncak mobilisasi warga. Deretan motor dan mobil mengular tak bergerak memadati ruas jalanan adalah pemandangan yang biasa.

Ledakan jumlah kendaraan bermotor memang tidak bisa sebanding dengan penambahan luas dan panjang jalanan yang tersedia. Maka mengganti moda transportasi yang ukurannya kecil, ramping dan ringan tentu akan membuat ruas jalanan menjadi lebih lapang dan memberi ruang gerak yang jauh memadai. Ukuran yang kompak dan ramping membuat sepeda juga memiliki reability yang tinggi dalam melewati jalur-jalur sempit, gang kecil, maupun ruas alternatif lainnya.

Pilihan menggunakan sepeda sebagai moda transportasi komuter tentu juga akan memberikan fleksibilitas dan utilisasi yang tinggi terhadap transportasi publik berikut juga ekosistem yang menopangnya.

Solusi Polusi Udara

Sampai saat ini energi penggerak dari motor dan mobil masih didominasi oleh bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi carbon yang dapat memperburuk kualitas udara. Peningkatan emisi carbon secara massif tentu akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini jelas tidak sejalan dengan upaya menjaga berkelanjutan bumi agar layak dan nyaman dihuni bergenerasi. Sepeda kayuh yang bebas emisi ini tentu akan mampu menjaga kualitas udara tetap baik terjaga.

Mungkin terasa epik dan berlebihan, tetapi bukankah menyalakan lilin lebih baik daripada kita mengutuk kegelapan? Bisa jadi berdampak kecil namun setidaknya ini bukti dan hujjah bagi saya untuk bisa jadi bagian dari solusi.

Sepeda Sebagai Bagian dari Gaya Hidup Frugal

Frugal living adalah konsep hidup sederhana agar hidup menjadi lebih efisien, hemat dan berkelanjutan. Gaya hidup hemat ini pada ujungnya bukan sekedar soal smart buying dan aksi penghematan di wilayah domestik-financial semata namun juga bisa berdampak juga pada ekosistem dan keseimbangan alam. Apa hubungannya dengan sepeda? Tentu karena sepeda membiasakan diri kita untuk bisa berhemat dan membangun mental menghargai hal-hal yang simpel/sederhana selain tentu juga berwawasan lingkungan.

  • No parking fee
  • No fuel charge
  • No annual/road tax
  • No workout charge
  • cost eficiency for maintenance and spare part

Terlepas pilihan sepeda kita berada pada kelas high end, memiliki sepeda yang digunakan secara maksimal tentu akan menghadirkan best value for money yang tidak hanya berdampak pada kondisi dompet secara jangka panjang namun juga melakukan preventif terhadap kebutuhan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Kadang tak perlu waktu dan tempat khusus untuk burning the fat atau workout di gym karena dengan menggowes rutin ke kantor maka waktu khusus yang harus disisihkan untuk keperluan olahraga sudah bisa dipenuhi dengan bike to work.

Sepeda Sebagai Cara untuk Self Care, Self Reward, Self Finding

Dalam fase tertentu bersepeda bisa meningkatkan mood. Sensasi mengayuh, menikmati suasana dalam kesendirian atau pun bersama sahabat, menyusuri jalanan yang padat merayap atau pun yang lengang sepi akan memberikan dampak suasana hati yang beragam. Pengalaman jalur yang berbeda-beda juga memberikan kesempatan bagi fisik dan jiwa untuk memecah rutinitas.

Dalam setiap perjalanan yang lebih lambat membuat kita bisa banyak merekam wajah, tempat, lokasi, situasi dan beragam pengalaman visual yang memberikan stimulus atau rangsangan untuk dapat berfikir kritis dan kreatif. Menimbun beragam pengalaman indarawi akan membuat kita mampu mengoptimalkan fungsi-fungsi dan sensifitasnya tersendiri.

Bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dengan kecepatan rendah dan mencoba beragam jalur dan rute memberi kemungkinan bagi saya menemukan tempat-tempat unik, menarik, otentik dan bahkan indah dalam bahasanya sendiri. Sebuah hidden gem! Ada banyak sisi indah nan unik yang tersembunyi diantara gedung-gedung tinggi, menara yang menjulang dan beton-beton keras dan kaku itu. Ada banyak kisah-kisah yang bisa saya tangkap dari beragam ekspresi dan wajah-wajah yang kita jumpai di jalanan.

Kesibukan di kantor maupun keriuhan di rumah kadang membuat saya sulit menemukan me-time secara multitasking. Dengan bersepeda saya bisa mendapatkan momen-momen itu secara bersamaan, sekaligus berkesempatan untuk melakukan kontemplasi, muhasabah dan bahkan mengukur-merasakan diri tentang batas kemampuan, nafas dan dengkul secara bersamaan. 🙂

Begitulah, yuk lanjutkan bike to work nya! 🙂

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.